Akademi Trainer .Adakalanya setelah mengikuti training, motivasi, mindset bahkan perilaku para peserta training tidak mengalami perubahan. Apakah pelatihan yang dilakukan tidak berguna? Ataukah pelatihan tidak menjawab kebutuhan mereka?
Tak heran bila banyak perusahaan atau instansi yang mempertanyakan manfaat sebuah training. Efektifkah training yang sudah diadakan selama ini? Apakah training memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian bisnis dan tujuan perusahaan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka pertama kali kita perlu mengetahui tujuan sebuah training diadakan. Apakah training bertujuan meningkatkan kompetensi, mengenalkan metode baru atau melakukan suatu perubahan?
Selanjutnya kita perlu melakukan evaluasi terhadap training yang telah dilakukan. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998) mencakup empat level evaluasi, yaitu: level reaction, level learning, level behavior, dan level result.
Desain Evaluasi yang dibuat perlu dilakukan tergantung level mana yang akan diukur. Proses pengukuran sendiri bisa dilakukan dengan wawancara, menyebarkan angket, observasi atau memberikan sebuah proyek, dan sebagainya.
Secara mudah, berikut tips mengukur keberhasilan sebuah training.
1. Rumuskan tujuan dan learning outcomes training yang diharapkan dicapai dalam bentuk kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
2. Rumusan kompetensi harus bersifat SMART yaitu: Specific, Measurable, Achievable, Relevance, Time-bound.
3. Kompetensi yang dirumuskan harus menjawab pertanyaan: apa yang peserta training harus ketahui (to know) dan dapat lakukan (to do), serta perilaku yang diharapkan (to be).
Nah, bila manajemen telah mampu merumuskan learning outcomes yang diharapkan maka bukanlah hal yang sulit untuk mengukur keberhasilan sebuah training.
Selamat mencoba!