by : Dian Dwi Ariandoko
Kegagalan dan keberhasilan bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Ketika mengalami kegagalan, pasti rasanya sakit, meski tak berdarah. Apalagi saat Anda sudah mati-matian menyiapkan bahan presentasi. Dan klien dengan mudahnya mengatakan “NO!”
Wihh. Pasti dada ini terasa sesak. Sakitnya itu disini. Ya, Saya juga pernah merasakannya. Kita senasib. Namun saya ingin bertanya pada Anda, apa yang Anda lakukan setelah kegagalan tersebut? Apakah marah? Baper? Mungkin saja Anda menjawab “iya” dalam hati.
Bila iya Anda tak salah kok. Manusiawi bila Anda merasakan itu, karena kita tetaplah manusia yang punya hati.Tapi faktanya kita memiliki potensi yang luar biasa. Potensi yang terpendam, yaitu mental pemenang diperlukan dalam kondisi seperti ini.
Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya “Self Driving” menunjukkan perbedaan antara pemenang vs pecundang. Berikut ini di antaranya:
Pemenang | Pecundang |
Mencari solusi, berpikir bagaimana mengatasi masalah | Sibuk membuat alasan |
Mau terus belajar dan selalu mengatakan “saya hanya tahu sedikit” | Merasa jagoan dan tahu segalanya padahal yang ia ketahui hanya sedikit |
Bekerja dengan fakta | Mendramatisasi |
Berkata “Ini memang sulit, tapi bisa kita kerjakan” | Berkata “Ini mungkin bisa, tapi terlalu sulit” |
Saat mengalami kegagalan closing dengan klien, seorang pemenang akan mencari solusi dan mengevaluasi dirinya. Bukan sibuk menyalahkan klien yang menolaknya.
Sang pemenang akan mencari apa saja faktor yang dapat meningkatkan tingkat closing dengan klien, kemudian mempelajarinya sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang lebih baik. Tanpa tapi, tanpa nanti. Tahukah Anda? Salah satu faktor yang memengaruhi closing tidaknya dengan klien adalah kemampuan presentasi yang baik.
Dengan kemampuan presentasi yang baik, maka beberapa hal hebat ini akan terjadi:
Pernahkah Anda melihat klien atau audience mengantuk saat Anda bicara? Nah, masalahnya ada pada Anda. Kejadian tersebut merupakan kode jika presentasi Anda membosankan. Namun saat Anda melakukan presentasi dengan baik dan menarik, maka klien akan serius dan tertarik mendengarkan Anda bicara. Bayangkan saja, klien akan benar-benar memperhatikan dan meresapi setiap kata yang Anda ucapkan. Sehingga ia tak mudah bosan, apalagi kesempatan mengantuk. Ya, Anda sendiri yang harus menutup pintu klien untuk bosan dan mengantuk dengan cara presentasi yang baik.
Seperti yang diutarakan oleh David Pranata, bahwa Anda harus yakin bahwa yang disampaikan bermanfaat bagi klien. Setelah Anda yakin dan mempresentasikannya dengan baik, maka klien akan merasa membutuhkan Anda. Saat berada di poin ini, maka Anda tak perlu memaksakan closing dengan klien, namun mereka lah yang akan memaksa dan mengejar Anda agar bersedia membantunya. Luar biasa, bukan?
Inilah dampak yang paling membuat Anda tersenyum. Ya, ketika presentasi Anda baik, klien mendengarkan dan merasa membutuhkan Anda, maka persentase closing Anda akan meningkat drastis. Bayangkan ketika Anda sudah meningkatkan kemampuan bicara/presentasi Anda, maka closing yang lebih mudah sudah menunggu Anda. Tentu saja Anda harus tetap melewati prosesnya.
Anda ingin merasakan 3 hal di atas? Tenang, semua itu ada ilmu dan tekniknya. Kabar baiknya, saya memiliki rekomendasi program tepat bagi Anda yang merasa kemampuan presentasinya kurang dan ingin meningkatkannya.
KESEMPATAN bagi Anda yang DAFTAR melalui website ini, HARGA KHUSUS bila Anda daftar di link ini dan dengan sebarkan artikel ini ke sosmed Anda >> bit.ly/Warren_Buffett_Quote