Apa perbedaan seorang pengusaha dan karyawan? Jika Anda menjawab pengusaha memiliki usaha sendiri, mungkin Anda kurang tepat. Anda perlu tahu menjadi pengusaha tidak harus Anda memiliki usaha sendiri, Anda bisa menjadi akuntan di sebuah akuntan publik namun Anda bisa disebut seorang pengusaha. Perbedaan terbesar pengusaha dan karyawan adalah pada pola pikirnya, dan ini perbedaannya :
Banyak karyawan berpikir bahwa kelemahan adalah keburukan dan mereka harus memperbaiki hal tersebut. Tapi bukan para pengusaha. Pengusaha tidak berfokus untuk mengasah kelemahannya. Mereka mengerti apa kekuatannya, dan berfokus untuk terus mempertajam supaya kekuatannya semakin kuat, dan mencari rekan / karyawan yang jauh lebih baik di bidang kelemahannya.
Karyawan, hampir selalu berada dalam pengawasan bos, mengejar untuk bekerja sebaik mungkin dan menjadi perfeksionis. Namun kebanyakan berkerja untuk mendapatkan penilaian yang bagus dari bos.
Pengusaha di lain tempat, mengerjakan banyak hal yang tidak sempurna. Jangan salah, hal ini bukan berarti pengusaha mengirimkan produk yang tidak sempurna / jelek ke konsumen. Lebih baik bekerja dan gagal, memperbaiki lagi, bekerja, gagal, memperbaiki daripada tidak bekerja sama sekali karena menunggu semuanya sempurna.
Pengusaha sering berkata tidak untuk menjaga fokus mereka. Mereka selalu berfokus pada tujuannya, tidak mudah diganggu dengan ide-ide lain yang mungkin dapat mengalihkan perhatian dari ide utamanya. Karyawan di lain tempat, takut jika berkata tidak mereka akan kehilangan kesempatan besar dan tidak dapat bekerja lagi.
Pengusaha selalu mencari cara untuk memindahkan perkerjaan dari tangan mereka. Mereka sangat menghargai waktunya, dan benar – benar berfokus untuk melakukan pekerjaan yang hanya mereka yang bisa melakukannya. Mereka ingin setiap pekerjaan dikerjakan oleh spesialis yang terbaik di bidangnya.
Karyawan memiliki pemikiran yang berlawanan. Mereka mencoba melakukan semuanya sendiri, dan menganggap tidak bisa melakukan semuanya sebagai kelemahan. Mereka mencoba mengetahui setiap aspek sampai dalam. Kata – kata favoritnya adalah “jika kamu mau semuanya bekerja dengan baik, kerjakanlah sendiri”, itulah kalimat favorit karyawan.
Banyak sekali penelitian yang berusaha mempelajari multitasking. Hasilnya tidak begitu mengejutkan, tidak mungkin untuk otak kita dapat fokus secara efektif, untuk mengerjakan hal – hal lebih dari satu disaat yang sama. Pengusaha menyadari bahwa multitasking tidak begitu baik, sehingga mereka berfokus pada satu hal besar. Dilain tempat karyawan berusaha untuk multitasking, karena mereka percaya dengan melakukan banyak hal bersamaan adalah hal yang baik.